Jumat, 18 Mei 2012

Cerpen : Perjodohan Siti Nurbaya versi Mawar

Karya : P.C.M

Satu kata yang dapat membuat mereka bersatu sampai saat ini yaitu "Perjodohan". Seorang gadis bernama Mawar mengalamami peristiwa Siti Nurbaya. Seorang laki-laki tua membawa anaknya yang bernama Hasan ke rumah keluarga Mawar untuk melamarnya. Sebelumnya ayah Hasan sudah membicarakannya dengan ayah Mawar tentang perjodohan tersebut. Ayah dari Mawar tidak dapat menolak perjodohan itu, karena ayah dari Hasan adalah lelaki tua yang sering ditanya apakah pasangan calon suami-istri cocok atau tidak, dan sering juga orang meminta pendapat dari lelaki tua itu ketika suatu rumah tangga mengalami masalah. Ayah Mawar berpendapat bahwa mungkin ini sudah yang terbaik karena ini pendapat dari lelaki tua pintar  itu. 

Sebenarnya ayah Mawar dan ayah Hasan mempunyai hubungan keluarga. Hanya saja keluarga Mawar tinggal di Samarinda dan keluarga Hasan tinggal di Makassar. Ayah dan ibu Mawar hanya bisa meyankinkan anaknya itu bahwa Hasan itu anak baik-baik. Karena Hasan dan Mawar tidak pernah saling bertemu. Meskipun keluarga Mawar selalu meyakinkannya tetapi tetap saja Mawar tidak ingin dijodohkan, akhirnya Mawar berusaha terus agar perjodohan itu dibatalkan. 

Cara yang pertama yaitu mogok makan.
"Ayolah nak, makan." ucap ibu Mawar. 
"Tidak bu, aku tidak mau makan." jawab Mawar dengan senyuman.
"Nak nanti kamu sakit, ayo makan sedikit saja." 
Dengan rasa kasihan, akhirnya Mawar memakan makanan yang telah disiapkan ibunya.

Mawar berfikir kalau cara pertama gagal, dan berusaha untuk mencari cara yang kedua. Mawar nekad melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya.
"Diiit, belikan kakak obat sakit kepala di sebelah!" teriak Mawar dari kamarnya.
"Tunggu.." jawab adik Mawar
"Ini kertas kasih lihat saja mbak, ini uangnya." 
"Okee kak" kata Andit yang kecil dan belum bisa membaca.

Pada saat itu semua orang tidak ada di rumah, hanya ada Mawar dan Andit. Tidak lama kemudian Andit datang membawa obat yang dipesan oleh Mawar. Setelah menerima obat tersebut, Mawar kembali ke kamarnya. Setengah jam kemudian om dari Mawar datang.
“Assalamu alaikum” Salam om Anto
“Wa alaikum salam, eh om Anto” jawab Andit
“Orang rumah ke mana semua Dit?” tanya om Anto yang baru saja duduk di kursi.
“Pergi ke acara pindah rumah yang di Jelawat om” jawab Andit sambil mengganti siaran tv.
“Kak Mawar?” kata om Anto
“Tuuuh, lagi di kamarnya om”
“Waaaaaar, Maaaawaaar” teriak om Anto dari kursi ruang tamu, tapi Mawar tidak menyahut. Om Anto langsung kearah kamar Mawar dan terus memanggil tapi tidak ada jawaban. Akhirnya om Anto mendubrak pintu kamar Mawar. Om Anto panik melihat Mawar yang tertidur di lantai dan langsung menelfon ayah Mawar dan menyuruhnya cepat pulang. Setelah ayah dan Ibu Mawar sampai, mereka langsung membawa Mawar ke rumah sakit.

Dokter mengatakan bahwa Mawar over dosis, dan apabila terlambat dibawa ke rumah sakit bisa berakibat fatal. Mawar tidak sadar selama setengah hari dan ibunya hanya bisa menangis melihat keadaan anaknya itu. Ketika Mawar sadar dia tidak menyangka bahwa ia masih hidup, karena sebelum meminum obat yang berlebihan itu dia sudah pasrah.
“Aduuuh naaak, kenapa kamu begini.” Kata sang ibu.
“Ibu.. maaf.” Jawab Mawar dengan suara kecil.
“Kasihan bapak mu nak, tapi kalau kamu memang tidak mau ya sudah nanti bapakmu usaha untuk mengaturnya.” Saat itu Mawar langsung menatap ayahnya yang sedang baring di kursi.
“Ya sudah bu, aku mau tapi dengan syarat mereka harus menunggu selama 3 tahun.” Kata Mawar
“Nanti kalau bapakmu sudah bangun nanti kita tanyakan.”

Pada saat ayahnya bangun, ibunya menanyakan tentang 3 tahun itu. Menurut ayahnya 3 tahun itu terlalu lama. Terpaksa Mawar minta 1 tahun, dan pihak keluarga tidak setuju. Mereka meminta waktu hanya 3 bulan saja. Awalnya Mawar tidak bisa menerima, tapi Mawar bersyukur diberi waktu, daripada tidak sama sekali.

Hanya 3 bulan waktu yang diberikan, begitu singkat untuk Mawar. Tapi siapa sangka, Mawar dan Hasan adalah pasangan yang cocok. Hasan memang orang baik dan mampu menjadi imam bagi Mawar.










0 komentar:

Posting Komentar